Pembentukan Karakter Diri

Ketika berbicara mengenai suatu pribadi individu, pasti akan sering mendengar kata karakter. Seseorang dapat dinilai baik maupun buruk dipandang dari sisi karakter. Seseorang akan selalu mengingat orang lain melalui sikapnya, dan sikap sikap itulah yang mewakili karakter orang tersebut. Sebenarnya apa pengertian dari kata kaarakter itu sendiri? Karakter merupakan cara seseorang dalam berperilaku dan bersikap terhadap lingkungan di sekitarnya baik lingkungan kecil ( kelompok / keluarga ) hingga sampai cakupan lingkungan yang lebih luas ( masyarakat). Dengan melihat karakter itulah masyarakat dapat menilai seseorang sehingga dapat digolongkan mana yang berkarakter “baik” dan mana yang berkarakter “buruk”. Nah, sekarang apa yag dimaksudkan dengan karakter “baik” dan “buruk”? menurut saya pribadi karakter yang baik adalah ketika individu tersebut bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari sikap / perilaku / keputusan yang ia buat.

Karakter terbentuk dari kebiasaan kita sehari hari. Langsung saja beranjak ke contoh. Ketika seseorang selalu berfikiran negative terhadap sesuatu, jika dia terus melakukan hal tersebut dan menjadi suatu kebiasaan sehingga negative thinking akan terekam di memori otak dan terciptalah suatu karakter.
begitupula denga karakter yang lainnya, penyayang, pemarah, dermawan, positif thingking, pembohong, dan banyak karakter karakter lainnya, semua karakter berasal dari kebiasaan sehari hari yang diulang secara terus menerus dan terekam oleh alam bawah sadar kita, dan terbentuklah karakter manusia.

Karakter dari manusia selalu berubah dan dapat bergati dengan karakter lainnya. Tidak percaya? Coba bayangkan seekor koala. Apa karakter yang dimilikinya? Dengan kebiasaannya yang tidur 22 jam sehari, dan hanya bangun untuk bergerak mencari makan selama 2 jam, cocoklah binatang ini dikatakan mendapatkan tittle pemalas. Nah coba bayangkan juga seorang manusia dengan karakter tersebut. Kadang kita sering mendengar kalimat “yah karakternya sudah gitu dari dulu, mau diapakan lagi?”. namun, pernahkah kita menjumpai seseorang yang pemalas, tiba tiba si pemalas tersebut dapat menjelma menjadi sesorang seorang yang rajinnya minta ampun? Kemungkinan besar kita dapat melihat metamorphose si pemalas tersebut di kehidupan sehari – hari. Sekarang kembali ke koala, pernahkah kita melihat koala yang bergerak lincah dan tidak bermalas malasan? Mengapa kedua makhluk yang semulanya bertitle pemalas dapat berbeda? Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa manusia berbeda dengan hewan, manusia dapat merubah karakter pada dirinya. Trus apa yang membedakannya? Apa yang membuat manusia dapat merubah karakternya? Factor keinginan dari individu lah yang mempengaruhi, manusia mempunyai keinginan yang lebih kuat daripada hewan. Manusia akan terus berusaha untuk menjadi lebih baik dari keadaan yang sebelumnya, ketika menyadari karakter bermalas malasan tidak baik bagi kelanjutan kehidupannya, dapat dipastikan sang manusia tersebut akan langsung mengintrospeksi karakternya, dan jika perlu mengubahnya.

Terjadinya perubahan karakter pada manusia tidaklah terjadi dalam waktu yang singkat, semua kejadian metamorfosa karakter akan diikuti proses proses yang panjang, bayak factor yang mempengaruhi cepatnya perubahan bentuk karakter tersebut. Ada yang berpendapat suatu karakter dipengaruhi oleh lingkungan sekitar kita, sehingga lingkungan sekitar kita lah yang dapat membuat serta merubah karakter manusia. Secara langsung dan terus menerus lingkungan, keluarga beserta lingkungan sekitar tempat berinteraksi, akan terus menambah pengetahuan pengetahuan tentang kehidupan, dan nantinya akan kita gunakan untuk menganalisa bbagaimana seharusnya kita bertindak di lingkungan tersebut ( dan semakin sering akan menjadi kebiasaan ), sehingga terbentuklah karakter kita dari hasil analisa terhadap lingkungan sekitar berada.
Karakter manusia memang dipengaruhi oleh lingkungan, akan tetapi factor terkuat dalam merubah suat karakter bukan hanya lingkungan masih banyak factor factor yang dapat mempengaruhi karakter, antara lain :

  1. Pengalaman masa lalu. Dalam hal ini pengalaman dapat diartikan suatu informasi yang telah diterima dan direkam serta telah dipercayai oleh alam pikiran kita. Misalkan saja, seseorang telah menghadapi berbagai masalah dan cobaan dalam hidupnya, dan dia berhasil melaluinya seorang diri, tanpa bantuan orang lain, dengan pengalaman ini, orang tersebut akan terbiasa dalam menghadapi masalah, sehingga akan terbentuk karakter yang mandiri dalam menghadapi masalah.
  2. Factor psikologi. Salah satu contoh factor psikologi yang paling sering dihadapi adalah emosi Sering kali suatu emosi akan dapat menentukan sikap kita dalam kehidupan social, orang yang tingkat emosinya rendah ( penyabar ), akan terbiasa untuk menyelesaikan masalah dengan kepala dingin dan tenang, sehingga akan terbentuk karakter yang tenang dalam dirinya.
  3. Faktor lingkungan. Factor yag lebih dominan dalam pembentukan karakter adalah factor lingkungan yang ada di sekitar kita. Karena lingkungan juga dapat mempengaruhi kedua factor yang sebelumnya dijelaskan. Lingkungan ikut berperan serta dalam membentuk sisi psikologi manusia, serta pengalaman pengalaman masa lampau manusia. Ketika seseorang berada pada lingkungan yang agamis misalnya, individu tersebut akan banyak dipengaruhi oleh norma norma serta budaya agamis, yang akan memaksanya untuk bertindak lebih tenang ( factor psikologi ) dalam menghadapi masalah, karena harus sesuai norma agama yang berlaku. Dengan demikian akan terciptanya juga suatu pengalaman baru bagi individu tersebut. Yaitu segala seuatu tindakan haruslah disesuaikan oleh norma agama, semua perbuatan yang dilakukan haruslah berpegag teguh terhadap agama, sehingga terbentuklah suatu karakter agamis yang tercipta akibat pengalaman masa lalu.
  4. Factor individu. Factor individu disini berarti seberapa terbukanya diri seorang individu terhadap perubahan perubahan yang terjadi di sekitar lingkungan kita. Factor keadaan dan lingkungan memang sering kali dapat memaksa seseorang agar merubah karakternya. Namun tidak jarang pula factor individulah yang menolaknya. Ketika sesorang pemalas harus dipaksa untuk dapat bekerja secara cepat dan cakap, ada sebagian individu yang akan terbiasa dan dapat merubah karakter pemalasnya menjadi seseorang yang berkaakter pekerja keras. Namun bagi sebagian orang yang masih nyaman dengan kemalasannya akan tetap mempertahankan tahta karakter kemalasannya dan tidak akan berubah. Inilah yang disebut fakor individu, yaitu kemampuan seseorang dalam menerima perubahan yang ada di lingkungannya.

Ketika kita mengetahui bahwa karakter seseorag dapat berubah ubah, maka manakah yang lebih baik, selalu berpegang teguh terhadap karakter dan pemikiran sendiri, ataukah kita harus dengan mudah menyesuaikan karakter diri kita dengan keadaan dan lingkungan yang selalu berubah ubah? Menurut pendapat pribadi perubahan karakter sangat bermanfaat untuk membangun pribadi yang lebih baik, asalkan perubahan karakter tersebut bergerak menuju karakter yang lebih baik.

  • Karakter buruk bertemu dengan karakter lemah, ini tidak berbahaya. Karena orang yang berniat jahat, tetapi tidak mempunyai kemampuan untuk melakukan dan mempengaruhi orang di sekitarnya.
  • Karakter baik bertemu dengan karakter lemah, ini yang banyak ada pada diri kita. Hakekat dari manusia adalah memiliki sifat-sifat yang baik, tetapi tidak mempunyai etos yang tinggi untuk mengembangkan diri. seorang individu dengan karakter yang lemah ini akan diguncangkan oleh tekanan tekanan yag ada dari luar, sehingga tidak mengherankan jika individu tersebut akan selalu berubah ubah karakternya.
  • Karakter buruk bertemu dengan karakter kuat. Karakter ini yang sangat berbahaya karena dia mempunyai sifat yang buruk dan gigih serta ulet di dalam melakukan kejahatannya.
  • Karakter baik bertemu dengan karakter kuat, ini yang diharapkan akan mengubah negeri kita. Karena karakter ini yang mempunyai sifat baik dan etos yang tinggi untuk berkembang dan mengubah ke arah yang lebih baik.

Lingkungan dapat membentuk karakter seseorang, namun seorang individu dengan karakter yang kuat juga dapat merubah keadaan lingkungan. oleh karena itu karakter yang baik dan kuat sangat diperlukan untuk membentuk lingkungan yag baik, mulai dari keluarga, masyarakat hingga lingkup Negara. Coba bayangkan akibatnya ketika seorang pemimpin, baik pemimpin keluarga, masyarakat , hingga pemimpin Negara, memiliki karakter yang buruk. Bahkan karakter buruknya tersebut sangat kuat. Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika dimulai dari diri kita pribadi, mari bentuk pribadi yang memiliki karakter yang baik dan kuat demi masa depan pribadi dan lingkungan kita. Kelak siapa tau kalau kita lah yang akan memimpin dan mengontrol lingkungan di sekitar kita.

“Watak atau karakter yang baik hanya akan didapat 
bila dibina, dibangun, dan ditempa dengan kebiasaan baik secara berkelanjutan,
 dan dijadikan suatu tuntunan perbuatan tanpa henti”
*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please share your opinion. :)