*kok curhat jadinya?
Nag di saat gag ngapa - ngapain itu, saya mlongo duduk di teras melihat keadaan hujan kayak orang kurang kerjaan, sepi banget kendaraan yang lewat, padahal biasanya rame, rumah saya di dekat terminal yang setiap hari berlalu lalang kendaraan bermotor dan bis. Di tengah kesepian keadaan itu, gag sengaja melihat anak kecil, mungkin 6-8 taun, hujan hujanan. Jadi kangen jadi anak kecil yang masih mau hujan hujanan deh. Tapi anak itu kok bawa payung yah? kenapa ngak di pakai?
setelah saya amati lama banget, ternyata anak tersebut menawarkan payungnya ke orang lain yang berteduh. Oh ojek payung toh. Sekilah hal ini biasa saja, tetapi kalau dipikirkan dalam - dalam, ada sesuatu yang mungkin bisa berbagi pikiran dengan teman teman pembaca.
nih yang ngojek payung..
eh maaf salah... :p
nah ini gambar adek2 pengojek payung yang bener ( dari google images)
coba bayangkan, seorang anak kecil yang harus bekerja keras mencari rupiah untuk membatu orang tuanya. mereka rela berhujan - hujanan tanpa memikirkan sakit yang bisa mereka dapatkan. hanya bermodalkan apa yang mereka miliki, yaitu tenaga, badan dan payung. Coba kita renungkan sedikit kalimat tersebut, apa yang sudah kita lakukan untuk membantu kedua orang tua kita? yang selalu memberi kenyamanan dan mungkin kemewahan? saat mereka berhujan hujanan kita dengan nyaman dan hangat berada di dalam rumah berselimutkan selimut tebal.
Mungkin kalau saya ditanya seperti itu juga bingung mau jawab apa, namun yang masih saya yakini sampai saat ini adalah bahwa kita ngak boleh kalah dengan keadaan, anak kecil pengojek payung tersebut selalu berusaha dengan segala cara untuk mendapatkan rupiah. Nah kita yang sudah berkecukupan rupiah haruslah tetap bekerja keras semaksimal mungkin untuk mencapai yang apa yang kita inginkan, dan jangan lupa saling berbagi kepada orang yang membutuhkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please share your opinion. :)